08 Maret 2009

Pemuda Idaman

Idaman? Ya, satu kata yang mungkin bisa bikin semua orang bertanya. Jadi Pemuda Idaman itu tidak sulit. Asal kita mau sadar, mau belajar dan mau berpikir tentang keberadaan kita sebagai seorang manusia dan sebagai seorang muslim. Diidamkan dimaksud tentunya bukan ditujukan ingin dipuji atau dikagumi. Tetapi dimaksudkan, bagaimana kita berusaha agar menjadi pelopor dalam kebaikan. Ingat ya, bukan mencari popularitas semata di mata manusia, tetapi berusaha menjadi yang terbaik dalam pandangan Islam. Setuju ?

Idealnya, remaja macam Anda ini memang memiliki semangat yang top dalam urusan mencari ilmu, dalam belajar dan ketika membela Islam. Karena, terus terang saat ini kita prihatin karena banyak sekali remaja yang memiliki gaya pecicilan alias banyak tingkah! Remaja kita ternyata lebih senang bila dicap sebagai remaja gaul. Jeleknya, justru gaul dalam masalah yang salah. Bukannya beribadah atau berjuang membela Islam, eh, malah cenderung santai menikmati alunan lagu yang sedang ngetrend dan digandrungi anak muda.

Kita mestinya harus banyak introspeksi diri. Kita tidak bisa disebut sebagai anak-anak lagi. Kita sudah dewasa. Sudah bisa berpikir, mana yang baik dan mana yang buruk. Semestinya kita tidak hanya sedih di kala kita mendapat nilai 3 atau pun ngakak di kala kita mendapat nilai 8, misalnya. Bukan cuma itu. Kita mesti juga mengerti dan mengasah nurani kita supaya peka terhadap keadaan sesama kaum muslimin. Khususnya teman-teman kita yang sama-sama masih remaja.

Coba, bandingkan jumlah teman-teman kita yang triping di diskotik dengan yang geleng-geleng kepala berdzikir di masjid? Atau coba hitung lebih banyak mana remaja putri yang memakai jilbab dengan yang mengumbar auratnya. Pasti Anda pun setuju sekaligus prihatin bahwa ternyata sejauh mata memandang banyak aurat teman remaja putri yang dipamerkan! Bahkan apabila dilakukan survey atas apa yang diobrolkan oleh remaja-remaja sekarang, pasti tidak jauh dari artis dan film-film. Bahkan cenderung meniru-niru mereka, sampai akhirnya tercipta remaja dugem atau remaja-remaja bobrok lainnya. Sekarang jadi ada pertanyaan, siapa sebenarnya yang menjadi idaman? Anda atau mereka?

Sobat, masih banyak yang harus kita benahi. Sosok pemuda idaman itu nampaknya harus segera dimunculkan. Bukan apa-apa, kita sudah jenuh dengan tingkah teman-teman remaja seusia Anda yang enggan untuk belajar Islam. Jangankan jadi idaman, malah bertumpuk jadi beban masyarakat. Menyedihkan sekali.

Tentu saja, kita tidak ingin menjadi generasi santai dan penuh hura-hura. Sejak dulu kita sudah diwarisi sebagai generasi pejuang. Bukan generasi yang akan menjadi beban masyarakat. Sejak dulu islam mengajarkan tentang disiplin kerja keras dan keberanian dalam menyampaikan kebenaran.

Islam Sebagai Sumber Keberanian

Hidup apabila tidak memiliki target dan tujuan rasanya kering dan hampa. Tidak percaya? Sekaranga, coba Sobat renungkan, buat apa hidup kalau kita nggak tahu akan kemana dan akan berbuat apa. Sulit bisa idealis apabila sobat tidak punya tujuan dan target dalam hidup. Dua hal itulah yang sebenarnya akan mengendalikan kita dalam kehidupan ini. Sebab, jika tidak, bisa-bisa kita ngelantur kemana-mana karena tidak punya pegangan. Dan tentu saja, sebagai seorang muslim tujuan dan target hidup kita adalah mencapai Ridho Allah dengan beribadah kepada-Nya.

Sehingga wajar bila kemudian muncul generasi para sahabat yang mampu mengaktualisasikan Islam dalam kehidupannya. Kita kenal Abdullah Ibnu Umar, di usinya yang menginjak 13 tahun, sudah bersemangat ingin ikut berjihad bersama Rasulullah saw. Beliau bersama Al Barra’ ngotot ingin berperang bersama pasukan Rasulullah dalam perang Badar, namun oleh Rasulullah saw ditolak karena masih kecil. Tahun berikutnya pada perang Uhud, beliau tetap ditolak, hanya Al Barra’ yang boleh ikut. Barulah keinginannya yang tak tertahankan itu terpenuhi pada saat perang Ahzab, Rasul memasukkannya ke dalam pasukan kaum muslimin yang akan memerangi kaum musyrikin (Shahih Bukhari jilid VII, hal. 226 & 302). Semangat seperti inilah yang saat ini sulit ditemukan dlam diri Pemuda Islam seusia Anda. Kalau pun ada itu hanya sedikit saja yang memilikinya. Jangankan untuk berjihad, dalam menuntut ilmu saja, kadangkala kita sudah bosan dan tak bersemangat. Yang muncul justeru semangat dalam tawuran dan tindak kriminal lainnya.

Ibnu Abbas r.a. berkata: “Tidak ada seorang Nabi pun yang diutus Allah, melainkan ia (dipilih) dari kalangan pemuda saja (yakni antara 30 – 40 tahun). begitu pula tidak ada seorang ‘alim pun yang diberi ilmu, melainkan ia (hanya) dari kalangan pemuda saja. Kemudia Ibnu Abbas r.a. membaca firman Allah SWT dalam surat Al Anbiya ayat 60: “Mereka berkata” ‘Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim.” (Tafsir Ibnu Katsir III, hal. 183).

Idealnya, seorang Pemuda atau remaja itu mesti memiliki semangat yang hebat. Mengingat fisiknya yang masih kuat. Dalam sejarah, usia para pemuda Islam yang pertama yang mendapatkan pembinaan di Daarul Arqaam rata-rata sekitar 20 tahunan. Yang paling muda adalah Ali bin Abi Thalib, waktu itu usianya masih 8 tahun hampir sama dengan Az-Zubair bin A; ‘ Awwam. Kemudian dalam pembinaan Rasul itu, masih ada Ja’far bin Abi Thalib yang saat itu usianya 18 tahun, Usman bin ‘Affan usia 20 tahun, Uma bin Khaththab sekitar 26 tahun dan Abu Bakar As-Shidiq yang sudah berusia 37 tahun saat itu. Dan masih banyak lagi para sahabat yang semuanya masih relatif muda usia. Mereka bersemangat dalam mengikuti pembinaan Rasulullah saw. Aqidah Islam yang ditanamkan Rasul mampu mengubah pola pikir mereka tentang kehidupan.

Jadi sekarang, kita tidak bisa mencari-cari alasan lagi untuk melegalkan tingkah laku yang amburadul. Jangan merasa sah melakukan hura-hura sebagai seorang remaja. Tidak ada dalam kamus bahwa seorang remaja itu hidupnya harus santai dan hura-hura. Bahkan kita mestinya malu dengan prestasi-prestasi yang telah ditunjukkan dan dihasilkan oleh pemuda-pemuda barat yang meskipun semuanya itu merupakan fatamorgana di hadapan Allah. Tentu saja, karena ia golongan orang-orang Kafir.

Makanya wajar apabila para shahabat dulu begitu semangat membela Islam. Karena Islam telah menjasad dalam dirinya dengan kuat. Islam memang sumber keberanian. Sebagai bukt, banyak sekali peristiwa-peristiwa yang terjadi di berbagai belahan dunia ini, yang menggambarkan akan penyiksaan dan penindasan kaum muslimin oleh orang-orang kafir, Israel, Rusia dan AS. Namun akah para pemudanya tinggal diam?? Jawabnya: TIDAK !! Mereka justru malah tambah semangat dan yakin dengan jaminan syurga dari Allah swt. Karena membela agama-Nya. Semangat membela Islam-lah yang menenggelamkan rasa takur dan keraguan.

Dalam suatu peristiwa lain di Uzbekistan, perlu kita jadikan pemicu bagi kita untuk berani dan peduli terhadap Islam. Seorang pemuda kecil, kita-kira seusia Anda, yang mendapat vomis hukuman penjara gara-gara berdakwah menyebarkan Islam. Ia berdiri di Pengadilan dan berkata dengan suara lanatang kepada hakim, “Dulu Aku tersesat ke tempat-tempat orang mabuk, kalian tidak memenjarakan Aku. Sedangkan sekarang, ketika Aku mendapat petunjuk justru kalian memenjarakan Aku.”

Bagaimana, Sobat? Cukup membuat Anda semangat? Syukurlah. Semangat pemuda-pemuda seperti itulah yang membuat Islam disegani, yang telah membuat orang-orang di luar Islam kagum dengan mereka.

Remaja Ideal

Ya, Islam memang sumber keberanian. Dan idealnya pemuda Islam itu memang berperilaku demikian. Seorang pemikir dari Beirut, Musthafa al Ghalayaini berkata: “Adalah terletak di tangan para pemuda kepentingan umat ini, dan terletak di tangan pemuda juga kehidupan umat ini.”

Ada pula komentar Mustahafa Kamil pemikir dari Mesir, yang perlu kita renungkan: “Pemuda yang bodoh, beku (tidak punya ruh jihad) untuk memajukan bangsa, matinya itu lebih baik daripada hidupnya.”

Rasanya, komentar-komentar yang dilontarkan para pemikir Islam ini tidak mengada-ada. Hal itu benar Sobat ! Jika semangat umatnya saja untuk memajukan Islam kendor, sulit, rasanya bagi Islam untuk bisa eksis. Contohnya? Ya, seperti sekarang ini. Remaja-remaja seusia Anda malah banyak yang mencoreng kesucian Islam dengan kelakuan buruknya. Pergaulan Bebas, kecanduan narkoba, jura-hura, dan seabrek tingkah laku yang jauh dri nilai-nilai Islam.

Oke, Sobat. Itu sekadar letupan kecil supaya kita bisa merenung. Bukan maksud menekan. Justeru memberikan gambaran yang jelas yang mampu menjadi pelopor dalam kemajuan bangsanya. Bukan pengekor, yang hanya menjadi sapi perah peradaban yang rusak.

Menyikapi peran pemuda, Imam Asy-Syafi’i mengatakan bahwa: “Sesungguhnya kehidupan pemuda itu, demi Allah hanya dengan ilmu dan taqwa (memiliki ilmu dan bertaqwa), karean apabila yang dua hal itu tidak ada, tidak dianggap hadir (dalam kehidupan). “ Sabda Rasulullah saw: “Apabila Allah menginginkan kebaikan bagi seseorang maka dia diberi pendalaman dalam ilmu agama. Sesungguhnya memperoleh ilmu hanya dengan belajar.” (HR Bukhari).

Sebagai pemuda, ktia harus memiliki ilmu dan ketaqwaan, dan yang pasti, mereka harus menjadi kebanggaan umat. Harus menjadi teladan yang diidamkan siapa saja. Tentu saja, teladan dalam kebaikan, bukan dalam kejahatan. Sepertinya, kita mesti mencontoh Usamah bin Zaid yang masih muda belia, usianya 18 tahun saat diangkat menjadi Panglima Perang oleh Rasulullah saw untuk memimpin pasukan kaum muslimin dalam penyerbuan ke wilayah Syam yang berada di bawah kekuasaan Romawi pada waktu itu. Menakjubkan, bukan?

Trik Menjadi Pemuda Idaman

Apa saja yang bisa kita jadikan trik untuk menjadi Pemuda Ideal/Idaman.

  1. Niatkan bahwa belajar Islam itu untuk Ibadah
  2. IImu yang didapat diamalkan dalam kehidupan
  3. Islam yang dikaji jangan setengah-setengah
  4. Memiliki semangat untuk membela Islam
  5. Menyadari bahwa Islam wajib diperjuangkan
  6. Marah besar melihat adanya kemaksiatan
  7. Tidak betah menjalani hidup yang santai dan hura-hura
  8. Siap berkorban untuk Islam
  9. Kuat Iman, kuat ilmu dn kuat Taqwanya.
  10. Jangan Thulul ‘Amal

Itu sekilas trik agar jadi pemuda idaman. Masih banyak sebenarnya trik lain yang bisa kita pergunakan. Intinya, kita melakukan semua itu untuk Islam dan kaum Muslimin. Dan daftar trik di atas tidak akan berguna, bila kita sendiri nggak mau mencoba dan segera bangkit dri kondisi saat ini. Percayalah, segalanya berawal dari sebuah kesadaran yang tinggi untuk maju.

Dan tentu saja, untuk menghasilkan para remaja pilihan seperti itu dibutuhkan pembinaan yang benar dan baik kepada para remaja. Lingkungan keluarga wajib memberikan pengaruh yang baik bagi perkembangan kepribadian pemuda kita. Masyarakat dan negara pun perlu memberikan suasana kondusif bagi pembinaan pemuda. Memberikan pengawasan yang baik, bukan malah memberikan pengaruh buruk. Ilmu yang dibarengi dengan ketaqwaan akan menjadikan kita sebagai pemuda muslim memiliki peran yang besar dalam kemajuan bangsa dan peradaban. Dan tak mustahil, akan menjadi pemuda idaman bagi umat.

Era kebebasan yang kebablasan ini harus segera diakhiri. Semrawutnya peta kehidupan masyarakat kapitalis ini harus secepat mungkin diubagh dengan model kehidupan Islam. Yakni Islam sebagai sebuah ideologi, yang nantinya bakal melindungi umatnya dengan penerapan aqidah dan syariat-Nya yang handal. Oke, siapa di antara kita yang bisa menjadi pemuda idaman untuk memperjuangkan Islam?

Bagaimana, berani khan? Siapa Takut?

sumber : http://politikusmuda.co.cc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar